UjiKemampuan 3 Guna meningkatkan kemampuanmu terhadap materi mengidentifikasi novel angkatan 20-30-an, bacalah kutipan novel berikut dengan cermat Maka menyerahlah Midun belajar silat oleh ayahnya kepada Pendekar Sutan. Karena Pak Midun seorang yang tahu dan arif, tiadalah ditinggalkannya syarat-syarat aturan berguru, meskipun tempat anaknya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masih ingat kisah Siti Nurbaya ?itulah salah satu novel populer dizaman penerbit balai pustaka. Dulu, kebanyakan novel-novel masih memiliki tema yang sama dan cerita yang sebenarnya mirip. Karena masih baru, buku-buku pun tidak beragam dari jumlah maupun judulnya. Mungkin, itu karena cerita itulah yang menjadi bacaan menarik dan bagus dikalangan masyarakat yang minim minat baca, apalagi Novel yang cuma berisi tulisan kecil-kecil. Beberapa tahun kemudian, muncullah angkatan 45 yang lebih banyak menceritakan perjuangan saat kemerdekaan, karena tercipta dari keadaan nyata Indonesia. Saat itu, lahirlah penulis baru dan cerita angkatan 20-30 an mulai sirna. Lalu, pada masa sekitar 90'an yang mulai menceritakan kehidupan remaja, contohnya Lupus. Ada yang baru dalam penulisan novel di era 90'an yang mulai memperkenalkan gaya bahasa yang lebih luwes dan gaul. Meski banyak cerita remaja, namun penulis remaja masih sedikit. Nah, kini di era 2000-an masih didominasi oleh novel remaja yang kental nuansa romansa dan masa-masa sekolah menengah, banyak ide cerita segar yang digelontorkan penulis yang rata-rata masih remaja atau remaja dewasa itu, walaupun zaman sekarang ini, para penulis fiksi harus membuat karya yang benar-benar orisinil dan Tema yang lebih luas dari sekedar percintaan, agar bisa bersaing. Bagaimana perkembangan buku di masa depan ? Apakah semakin bagus atau buku sudah tergantikan gadget. Lihat Catatan Selengkapnya KUMPULANJUDUL NOVEL ANGKATAN 20-30AN Ciri-ciri karya 20-an (Angkatan Balai Pustaka) 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll. Ciri-ciri Angkatan 30-an (Pujangga Baru) 1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita 2 Pengertian Novel Apa Yang dimaksud Novel ? Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel memunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi. Pengertian Novel Menurut Para Ahli Para ahli telah mendefinisikan novel ke dalam beberapa pengertian diantaranya 1. Drs. Jakob Sumardjo Novel adalah suatu bentuk sastra yang sangat populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak beredar dan dicetak karena daya komunitasnya yang sangat luas di dalam masyarakat. 2. Dr. Nurhadi Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan, dan moral. 3. Drs, Rostamaji, Novel adalah sebuah karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang mana keduanya saling berkaitan dengan karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra. Ciri - ciri Novel Sebuah teks novel memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ciri-ciri teks cerpen, apa saja mereka? Ciri spesifik dari sebuah novel dapat dijelaskan dengan singkat sebagai berikut Ciri-Ciri Novel secara Umum 1. Jumlah katanya lebih dari kata. 2. Terdiri dari setidaknya 100 halaman. 3. Waktu untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit. 4. Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi. 5. Alur ceritanya cukup kompleks. Seleksi ceritanya luas. 6. Ceritanya panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang. 7. Ditulis dengan narasi kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasanya yang ada didalamnya. Itu tadi ciri-ciri novel secara umum, selanjutnya ada yang namanya novel terjemahan, novel angkatan 20 dan 30an, dan novel remaja. Ciri-Ciri Novel Terjemahan yang benar 1. Menonjolkan watak dan perilaku tokoh berdasarkan latar belakang sosial budaya asing karya novel tersebut diciptakan. 2. Nama-nama tokohnya tidak begitu familiar. Latar tempatnya tidak berada di Indonesia. 3. Bahasanya tidak mendayu-dayu. Ciri-Ciri Novel Angkatan 20 dan 30an 1. Bertema masalah adat dan kawin paksa. 2. Umumnya berisi kritikan terhadap adat lama. 3. Tokoh yang diceritakan dari muda hingga meninggal dunia. 4. Bahasanya kaku dan statis. Bahasanya sangat santun. 5. Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan barat dan timur. 6. Menggunakan kata-kata yang berlebihan Ciri-Ciri Novel Remaja 1. Kebanyakan bertema tentang pertemanan atau persahabatan dan percintaan. 2. Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja. Kalau kurang paham bisa gunakan tombol diskusi ya sobat pintar. 1. 1. Bacalah kedua kutipan novel berikut dengan saksama. Kutipan I Difa pun mengangguk. Di perjalanan pulang, Difa berpikir, Yanto telah salah menilai Abah. Abah itu ramah. Selain itu lucu, perutnya yang buncit berguncang saat ia tertawa. Kutipan II Aku paling sebal kalau adikku bertanya-tanya terus. Padahal aku sedang berkonsentrasi belajar. “Kevin, jawab dong, kalau adikmu tanya!” seru mamaku. Selalu itu teriakan mama, jika akutidak menggubris pertanyaan adikku. Perbedaan karakteristik kedua kutipan novel tersebut adalah ... A. Kutipan I Tokoh yang terlihat banyak, Kutipan II Tokoh yang terlihat dua B. Kutipan I Sudut pandang diaan, Kutipan II Sudut pandang akuan C. Kutipan I Latar tidak jelas, Kutipan II Latar jelas D. Kutipan I Amanat jelas, Kutipan II Amanat tidak jelas E. Kutipan I Penokohan jelas, Kutipan IIPenokohan tidak jelas JAWABAN BENAR B. Kutipan I Sudut pandang diaan, Kutipan II Sudut pandang akuan PEMBAHASAN Pembahasan Teks 1 menggunakan kata ganti orang ketiga ia; teks II menggunakan kata ganti orang pertama aku. HasilIdentifikasi Novel angkatan 20-30an. 1. Novel pada angkatan 20an : a. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh Melayu. b. Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa. c. Bukti kutipan: "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang September 26, 2022 245 pm . 5 min read Judul Novel 20-30 an akan kamu ketahui sebentar lagi di artikel ini. Di sini akan di bahas mengenai penulis beserta karya-karyanya yang pernah terbit di sekitar tahun 1920-1930. Karya-karya tersebut pernah menjadi best seller pada masanya. Berikut juga penulisnya merupakan penulis jaman sebelum kemerdekaan terjadi. Penasaran siapa saja? Yuk, simak artikel ini sampai selesai agar kamu mengetahui informasi ini secara lengkap. 1. Marah Roesli Penulis pada era 20-30 an pertama adalah Marah Roesli atau bisa di eja dengan Marah Rusli. Ia merupakan sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Awal ketenarannya karena sebuah karyanya yang berjudul Siti Nurbaya yang di terbitkan pada tahun 1920 dan karya tersebut sangat populer pada masanya. Bukan hanya saat itu karya yang satu ini masih populer sampai sekarang. Bukan hanya itu novel ini juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah RI tahun 1969. Berikut judul novel karya Marah Rusli tahun angkatan 20-30an lainnya diantaranya adalah La Hami. Jakarta Balai Pustaka 1924Gadis yang malang Nove Charles Dickens, 1922Indonesia, Tumpah Darahk 1928Tanah Air Jakarta Balai Pustaka tahun 1922Ken Arok dan Ken Dedes tahun 1934Siti Nurbaya 1920 2. Tulis Sutan Sati Selanjutnya Tulis Sutan Sati merupakan penulis angkatan Balai Pustaka yang lahir di Bukit Tinngi tahun 1898. Hal yang istimewa dari beliau adalah para tokoh, sifat tokoh, latar budaya dan gambaran Minangkabau secara detail. Di tambah dengan ia penganut agama islam yang kental sehingga banyak pesan moral, nasihat, dan cinta tanah air dalam setiap ceritanya. Berikut beberapa contoh judul novel 20-30an karya dari Tulis Sutan Sati, diantaranya adalah Tak Di sangka 1923Tak Membalas Guna 1932Sengsara Membawa Nikmat 1928Tjerita Si Umbut Muda 1935Syair Rosina 1933 3. Suman Hasibuan Penulis angkatan tahun 20-30 an lainnya adalah Suman Hasibuan. Beliau merupakan seorang sastrawan melayu yang berasal dari Tapanuli Riau dan merupakan sastrawan angkatan Balai Pustaka. Terinspirasi oleh ayahnya, yang berhenti dari klan Hasiban di Bengkalis yang dominan Melayu ia memakai nama pena Soeman Hs. Dan ia menyerahkan novel pertamanya jang berjudul Kasih Tak Terlerai ke Balai Pustaka. Soeman pada tahun 1961 ia mulai mendirikan sekolah-sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Gubernur Riau juga mengajaknya untuk mendirikan Universitas Islam Riau. Meski pensiun menjadi Guru namun ia bergabung di Badan Pemerintahan Harian dan terlibat beberapa yayasan berikut merupakan karya-karya kerennya pada masa angkatan 20-30 an, diantaranya adalah Kasih Tak Terlerai 1929Percobaan Setia 1931Mencari Pencuri Anak Perawan 1932Kasih Tersesat 1932Tebusan Darah 1939 4. Haji Abdul Malik Karim Buya hamka Penulis angkatan 20-30an lainnya ada Haji Abdul Malik Karim atau di kenal dengan nama Populernya yaitu Buya Hamka. Beliau merupakan sastrawan, jurnalis, ulama dan bahkan pendidik. Novel yang terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang diangkat menjadi sebuah film ini banyak menuai pujian. Judul novel 20-30an lainnya karya Buya Hamka diantaranya adalah Si Sabariah 1928Adat Minangkabau dan Agama Islam 1929Laila Majnun 1932Kepentingan melakukan Tabligh 1929Tan Direktur 1939Di Bawah Lindungan Ka’bah 1938Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1939Di Dalam Lembah Kehidoepan 1939Di Jemput Mamaknya 1939Mati Mengandung Malu 1934 5. Nur Sutan Iskandar Selanjutnya penulis angkatan 20-30an yang populer lainnya adalah Nur Sutan Iskandar. Beliau merupakan sastrawan paling produktif di generasi Balai Pustaka. Dia sudah menulis sejak tahun 1920an. Nur Sutan Iskandar amat tertarik pada permasalahan adat dan kaum muda khususnya menyangkut perkawinan. Berikut merupakan judul novel 20-30an karya dari Nur Sutan iskandar adalah Apa Dayaku Karena Aku Perempuan 1923Cinta Yang Membawa Maut 1926Salah Pilih 1928Abu Nawas 1929Dewi Rimba 1935Hulubalang Raja 1934Neraka Dunia 1937Katak Hendak jadi Lembu 1935Karena Mentua 1932Tuba Di Balas Dengan Susu 1933 6. Sanusi Pane Penulis selanjutnya ada Sanusi Pane. Beliau merupakan penulis atau sastrawan Indonesia yang digolongkan pada angkatan pujangga baru. Ia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah. Ia lahir Mandailing Natal tahun 1905. Sanusi Pane mencari inspirasinya pada kebudayaan Budaya Hidu Budha di Indonesia pada masa lampau. Persatuan jasmani, rohani, dunia, akhirat, idealisme, dan matrelialisme yang tercermin dalam karya-karyanya. Sanusi juga pernah mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya pada tahun 1969 dari pemerintah RI. Berikut beberapa judul novel angkatan 20-30a karya dari Sanusi Pane, diantaranya adalah Pancaran Cinta 1926Puspa Mega 1927Madah Kelana 1931Sandhykala Ning Majapahit 1933Nyanyi Sunyi 1937Begawat Gita 1933Setanggi Timur 1939Kertajaya 1932Tengku Amir Hamzah 1934 7. Abdul Muis Penulis selanjutnya pada era 20-30an adalah Abdul Muis. Beliau merupakan sastrawan, politikus, dan juga wartawan Indonesia. Dan beliau juga merupakan pengurus besar Serikat Islam. Dan ia di kukuhkan sebagai pahlawan Nasional yang pertama oleh presiden RI Soekarno pada 30 agustus 1959. Novel yang paling terkenal miliknya adalah Salah Asuhan. Novel tersebut pernah difilmkan dengan sutradara Asrul Sani. Bukan hanya itu novel Salah Asuhan ini juga pernah di terbitkan oleh Robin Susanto dan di terbitkan dengan Judul Never the Twain oleh Foundation Library of Indonesia. Berikut merupakan judul novel angkatan 20-30an karya dari Abdul Muis, diantaranya adalah Salah Asuhan 1928Pertemuan Djodoh 1933 8. Sutan Takdir Alisjahbana Penulis selanjutnya ada Sutan Takadir Alisjahbana beliau lahir pada tanggal 11 februari tahun 1908 di Mandailing Natal Sumatra Utara. Beliau meruapak seorang budayawan, sastrawan, dan juga ahli tata bahasa Indonesia. Beliau juga merupakan salah seorang pendiri Universitas Nasional Jakarta. Novel yang terkenal karyanya adalah Layar terkembang, Dian Tak Kunjung Padam novel ini prnah mendapatkan penghargaan Satyalencana kebudayaan tahun1970 oleh pemerintahan RI. Pemikirannya mengenai bahwa Indonesia haruslah belajar mengejar ketertinggalannya dengan mencari materi, modernisasi pemikiran, dan belajar ilmu-ilmu Barat. Dan hal tersebut menjadi polemik dengan cendikiawan Indonesia. Terlepas pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana tentang Modernisasi Barat. Berikut merupakan Judul Novel 20-30an karya belau yang populer, diantaranya adalah Dian Tak Kunjung Padamu 1932Tak Putus Dirundung Malang 1929Tebaran Mega 1935Layar Terkembang 1936 Akhir Kata Nah, itulah beberapa judul novel angkatan 20-30an dari berbagai penulis keren pada zamannya. Sebetulnya masih banyak judul novel lainnya. Namun, kali ini hanya 50 judul saja yang saya bahas di artikel ini. Bagaimana apakah kamu pernah coba membaca salah satu dari judul-judul novel di atas? Jika pernah coba tulis di kolom komentar ya? Judul yang mana yang pernah kamu baca? Tulis pengalamanmu di bawah dan klik share ke media sosial kamu jika di rasa artikel ini bermanfaat.
Moeisyang pertama kali diterbitkan pada tahun 1928 dan termasuk ke dalam novel angkatan Balai Pustaka atau novel angkatan 20 30 an Di dalam novel Salah Asuhan mengisahkan kisah cinta antara dua bangsa dan budaya yang mengalami Salah asuhan Oleh Abdoel Moeis April 19th, 2019 - www katalogbukuonline com Kunjungi www katalogbukuonline com
Tujuan Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat membandingkan karakteristik novel angkatan 20 – 30an. yurknya yang baru ialah kenikmatan pandanganmata. Ada-ada saja cara menyusun warna sehingga selalu indah rupanya. Meskipun kepandaian Maria itu bukan baru diperolahnya dalam sebulan dua ini, tetapi baru dalam waktu yang akhir inilah hal itu kentara kepada Tuti, seolah-olah baru terbuka matanya untuk menghargai kepandaian adiknya itu. Kadang-kadang terasa kepadanya perasaan iri yang halus di dalam hatinya. Maria menarik kursi dekat Tuti dan agak mengeluh duduknya ia dekat saudaranya itu, seraya berkata, “Mengapakah badan saya selalu amat letih kalau sudah main tenis?” “Barangkali engkau tidak baik main sport,” jawab Tuti melihat adiknya yang sesunggunya agak letih rupanya, meskipun ia segar baru mandi. “Baiklah engkau suruh periksa badanmu kepada dokter atau berhentikan main tenis itu.” “Ah, saya tidak mau diperiksa dokter,” ujar Maria. “Barangkali letih saya itu sebab saya belum lama benar main tenis. Awak belum biasa.” Sambil ia mengucapkan perkataannya yang akhir itu, matanya melihat kepada buku yang di tangan Tuti. Agak ganjil nampak kepadanya. Lalu diangkatnya buku itu hendak melihat namanya, Zonder Liefde geen Geluk! Tanpa Cinta tidak Berbahagia. “Buku saya ini Tuti. Apa mimpimu sekarang telah membaca buku Courths Mahler pula? Dahulu engkau tertawakan saya membaca buku ini, sekarang engkau sendiri membacanya.” Muka Tuti memerah mendengar upat adiknya yang tepat itu, dan dengan senyum yang agak dibuat-buat jawabnya, jangan tidak menjawab “sekedar hendak mengetahui saja, apa benar yang menarik anak-anak perawan membaca buku serupa ini.” “Ah, pandai engkau menjawab,” kata Maria, hendak menyentuh hati kakaknya yang tiada hendak berkata terus terang itu. “Kalau mau membacanya, katakan saja mau membacanya. Habis perkara!” Tuti tiada menjawab lagi, pura-pura tiada mendengar kata adiknya itu. Setelah beberapa lamanya duduk di kursi dekat Tuti itu, Maria berdiri seraya berkata, “Baiklah saya berbaring di atas dipan, supaya lekas hilang letih saya!” Beberapa lamanya sunyilah dalam ruang itu. Tuti membaca buku, sedangkan Maria berbaring seraya menjalan pikirannya melamun mengenangkan kekasihnya. Setelah membaca kutipan novel di atas, jawablah pertanyaan berikut. 1. menurutmu, bagaimanakah penggunaan bahasa pada novel tersebut? 2. jelaskanlah cara berpakaian pada kutipan novel tersebut. 3. menurutmu, dari kalangan atas, menengah, atau bawahkah tokoh Tuti dan Maria pada novel tersebut? Jelaskan alasanmu! 4. apa saja nilai budaya yang terkandung dalam kutipan novel tersebut, jelaskan! 5. kemukakan pendapat atau komentarmu tentang adat istiadat dalam kutipan novel tersebut di depan kelas sebagai bahan diskusi. Sekarang, carilah novel-novel baru yang ada di perpustakaan sekolah atau di toko buku. 1. Bacalah salah satu novel tersebut. 2. analisislah unsur-unsur budaya yang ada pada novel tersebut. 3. buatlah perbandingan antara novel baru yang kamu baca dengan novel 20-an atau 30-an yang telah kamu baca sebelumnya. 4. kerjakanlah secara berkelompok 3-4 orang. 5. buat laporan bacaan dari kedua novel yang kamu baca tersebut. Banyak peristiwa yang dapat menginspirasi kita untuk berkarya. Berbagai peristiwa yang kita alami, saksikan, dengar, atau baca, dapat memicu kita membuat suatu karya. Salah satunya adalah naskah drama. Pada pembelajaran kali ini, kalian akan belajar menulis teks drama. Teks drama berbeda dengan teks prosa cerpen atau novel. Supaya lebih jelas, perhatikanlah teks penggalan drama di bawah ini! Latihan C . MENULIS NASKAH DRAMA Tujuan Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata. Lena Tak Pulang Karya Muram Batubara SATU Lampu menyala. Dalam sebuah rumah. Sofa besar menghadap TV. Meja makan. Kulkas. Pintu Kamar mandi. Pintu dapur. Pintu kamar tidur. Pintu keluar masuk rumah. Pak Lena duduk memandang tv. Bu Lena keluar dari kamar mandi. Bu Lena Lena sudah pulang, Pak? Pak Lena Belum Bu Lena Duduk di kursi meja makan Bagaimana ini? Sudah tiga hari ia tidak pulang. Pak Lena Nanti juga pulang Bu Lena Sudah tiga hari Pak Lena Nanti juga pulang Bu Lena Ya, tapi belum juga pulang, padahal sudah tiga hari. Dia itu kan perempuan. Pak Lena Tetap memandang tv Anak kita. Bu Lena Iya, anak kita, tapi ia perempuan dan belum pulang tiga hari. Pak Lena Nanti juga pulang sendiri ketika bekalnya lari telah habis. Bu Lena Tidak segampang itu, Pak, ia itu perempuan! Pak Lena Jika memang ia perempuan, ia akan pulang. Bu Lena Tapi belum…Menghentikan kalimat, memperhatikan pintu keluar rumahAda yang datang, sepertinya itu Lena, anak kita, pulang juga ia setelah tiga hari tidak pulang. Pak Lena Bukan, pasti temannya datang mencari. Bu Lena Pasti Lena Pak Lena Berani taruhan Bu Lena Taruhan apa? Pak Lena Jika bukan Lena, lebaran tahun ini kita pulang ke rumah orang tuaku. Bu Lena Tapi tahun kemarin sudah Pak Lena Itu karena kau kalah taruhan Bu Lena Ya tidak bisa, bayangkan dalam lima tahun ini kita tidak pernah pulang ke rumah orang tuaku. Pak Lena Berani taruhan tidak? Bu Lena Bingung Ehm… Pak Lena Dengar langkah itu sudah semakin dekat. Bu Lena Baik Terdengar ketukan pintu. Bu Lena membuka pintu. kecewa. Tamu I Permisi Tante, Lenanya ada? Bu Lena Oh tidak ada, dia belum pulang. Tamu I Belum pulang? Pergi ke mana ya Tante? Bu Lena Tante juga tidak tahu tuh, kamu tahu tidak? Tamu I Ya, kalau tahu saya tidak datang Tante. Bu Lena Iya juga ya. Hm, kamu teman sekolahnya ya? Tamu I Bukan Tante, saya teman… Pak Lena Memotong Suruh duduk dulu, hanya tukang pos yang diterima di depan pintu. Tamu I Terima kasih Om, saya harus kembali pulang. Pak Lena Kenapa buru-buru? Tamu I Ada yang harus buru-buru saya lakukan Bu Lena Jika buru-buru, kenapa mencari Lena? Tamu I Ya itu dia, Tante. Karena Lenalah saya harus buru-buru? Pak Lena Masuk dulu jangan buru-buru Bu Lena Iya masuk dulu Tamu I Maaf tidak bisa, saya permisi dulu. Bu Lena menutup pintu. Duduk di ruang tv. Pak Lena Siapa namanya? Bu Lena Siapa? Pak Lena Yang tadi? Bu Lena Teman Lena Pak Lena Iya, teman Lena tadi namanya siapa? Bu Lena Berarti tahun ini kita pulang ke rumah orang tuamu lagi? Pak Lena Jelas! Siapa nama teman Lena tadi! B u Lena Sudahlah ke rumah orang tuaku saja. Kasihan ibu sudah semakin tua, dia ingin melihat kita sekeluarga kan? Pak Lena Tidak bisa! Kesepakatan telah tercipta, tidak bisa dirubah. Jika terus dirubah, bagaimana menjalankan kesepakatan itu dan untuk apa membuat kesepakatan jika tidak ada kepastian untuk dilakukan. Siapa nama teman Lena tadi? Bu Lena Nggak tahu. Pak Lena Loh Bu Lena Kok loh Pak Lena Ya, loh, bagaimana mungkin kamu tidak menanyakannya? Bu Lena Kenapa bukan kamu? Pak Lena Aku kan sedang nonton tv dan aku tidak sedang berhadapan langsung dengannya. Terdengar ketukan pintu. Pak Lena Ada yang ketuk pintu, bukahlah. Bu Lena Bagaimana jika Lena? Pak Lena Ya tetap dibuka pintu kan? Terdengar ketukan pintu. Bu Lena Bukan itu, jika bukan Lena, perjanjian tadi batal. Terdengar ketukan pintu. Pak Lena Bukalah pintu itu, kasihan tamunya. Bu Lena Buat satu kesepakatan baru dulu. Terdengar ketukan pintu. Bu Lena Teriak ke arah pintu sebentar ya, lagi menunggu kesepakan nih, sabar ya. Pak Lena Ya sudah, buka sana. Bu Lena Kesepakatan? Pak Lena Yah! Pintu terbuka. Bu Lena puas. Perbincangan di depan pintu masuk rumah. Tamu II Kesepakatan apa Tante? Bu Lena Ah, tidak. Kamu siapa dan ada apa? Tamu II Saya temannya Lena, Tante, kebetulan saya sedang main di daerah sini. Bu Lena Terus Tamu II Ya, terus saya mampir. Karena kebetulan saya sedang main di daerah sini, jadi saya mampir ke sini, Tante. Bu Lena Terus Tamu II Ya, karena itu Tante, hm, Lenanya ada? Bu Lena Jadi karena kebetulan main di daerah sini, kamu mampir dan mencari Lena? Tamu II Benar itu Tante. Bu Lena Karena kebetulan? Tamu II Sebenarnya tidak Tante. Bu Lena Yang benar yang mana? Tamu II Saya memang mencari Lena, Tante. Bu Lena Karena main di daerah sini? Tamu II Tidak Tante, saya memang sengaja kemari untuk mencari Lena. Sumpah, Tante. Tamu II masuk dan duduk di ruang tv. Bu Lena masuk dapur. Tamu II Nonton berita ya, Om? Pak Lena Tidak, cuma sedang melihat tanggapan wakil rakyat tentang bencana yang tidak berkesudahan. Tamu II Itukan berita namanya, Om. Pak Lena Itu bukan berita, itu opini. Opini itu pendapat, kebenarannya masih belum bisa diandalkan. Namanya berita harus mengutamakan kebenaran, kenyataan. Tamu II Tapi itukan acara berita, Om. Pak Lena Memang, beritanya, wakil rakyat sedang memberikan opini. Tamu II Berarti sedang nonton berita, Om. Pak Lena Tidak, saya sedang melihat opini. Ingat, opini! Tamu II Bedanya apa, Om? Pak Lena Opini itu tidak murni kenyataan, namanya juga pendapat, sedang berita itu nyata, kenyataan tadi. Begini, kucing ditabrak mobil, itu berita. Tamu II Kalau opini? Pak Lena Mengapa kucing itu mau ditabrak? Tamu II Mungkin saja ia tidak melihat mobil yang laju, tiba-tiba saja ia sudah bersimbah darah. Pak Lena Itu dia opini. Tamu II Opini? Pak Lena Ya, opini kamu. Lihat omongan wakil rakyat itu, semuanya serba mungkin kan? Tamu II Jadi yang serba mungkin itu bukan berita? Pak Lena Mungkin kok berita. Mungkin itu kan belum jelas sedang berita adalah yang jelas dan pasti. Tamu II Tapi apa yang pasti di jaman sekarang, Om? Pak Lena Ya, opini. Sumber Pada naskah drama ada bagian-bagian wicara atau pembicaraan tertentu yang harus kalian pahami. Di antarnanya adalah sebagai berikut. 1. Dialog, yaitu percakapan dalam drama yang melibatkan dua tokoh atau lebih. 2. Prolog, yaitu pembicaraan seorang narator pada awal pementasan drama 3. Epilog, yaitu bagian akhir drama sebagai kesimpulan atau penutup. 4. Monolog, yaitu pembicaraan seorang tokoh terhadap dirinya sendiri. 1. Bergabunglah dengan kelompokmu! 2. Buatlah sebuah naskah drama berdasarkan pengalaman kalian atau salah seorang anggota kelompok. 3. Naskah drama yang dibuat adalah satu babak, dilengkapi dengan petunjuk panggung dan petunjuk adegan. 4. Tulis naskah dramamu dalam kertas HVS 5. Kumpulkan naskah dramamu kepada guru untuk dinilai. Carilah naskah drama remaja, kemudian kemukakanlah bagian-bagian drama yang ada pada naskah yang kamu baca tersebut! Bagaimana dengan naskah drama yang kamu tulis? Naskah drama telah dilengkapi dengan petunjuk adegan, setting, bahkan pengaturan lampu, dans ebagainya. Naskah drama Latihan Latihan D . MEMBAHAS PEMENTASAN DRAMA Berikutadalah Novel-Novel yang populer pada angkatan 20, 30, dan 66 berserta pengarangnya: Novel Angkatan 20. 1. Sitti Nurbaya : karya Marah Rusli. 2. Sengsara Membawa Nikmat : karya Tulis Sutan Sati. 3. Salah Asuhan : karya Abdul Muis. 4. tahun1928 dan termasuk ke dalam novel angkatan balai pustaka atau novel angkatan 20 30 an di dalam novel salah asuhan mengisahkan kisah cinta antara dua bangsa dan budaya yang mengalami, oleh denny prabowo novel salah asuhan pertama kali terbit di balai pustaka tahun 1928 secara tematik novel ini tak lagi mempermasalahkan JudulNovel Tahun 30-an (Pujangga Baru) Ciri-ciri Angkatan 30-an (Pujangga Baru) 1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita. 2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa. 3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa. 4. moeisgoodreads share book, menerangkan sifat sifat tokoh dari kutipan novel salah, download ebook gratis abdoel moeis salah asuhan pdf, salah asuhan zahrancapricorn, bro g resensi novel salah asuhan, download novel novel indonesia 20 30 diposting oleh unknown di 05 54 unsur instrinsik novel angkatan 20 30 judul salah asuhan abdoel moeis MbLe.
  • 1s9647gubv.pages.dev/141
  • 1s9647gubv.pages.dev/329
  • 1s9647gubv.pages.dev/7
  • 1s9647gubv.pages.dev/475
  • 1s9647gubv.pages.dev/496
  • 1s9647gubv.pages.dev/396
  • 1s9647gubv.pages.dev/393
  • 1s9647gubv.pages.dev/67
  • kutipan novel angkatan 20 30an