Beberapahari setelah Ayah saya meninggal sebulan lalu, Ibu menceritakan sebuah kisah kepada saya. Pada suatu zaman, di sebuah kerajaan entah berantah, seorang pangeran lahir. Ia dicintai oleh orang tua dan juga rakyat-rakyatnya. Seorang peramal masa depan pun dihadirkan untuk membaca masa depan sang pangeran. " Ia memiliki nasib yang buruk. Jakarta, IDN Times - Sakaratul maut merupakan proses menghadapi kematian, atau saat ruh berpisah dari jasadnya. Sudah bukan rahasia lagi sakaratul maut ialah peristiwa yang menyeramkan, dengan rasa sakit luar biasa hingga manusia berharap bisa dari Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu, yaitu “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”Sayangnya, tidak ada manusia bisa luput dari sakaratul maut. Meski demikian, sakaratul maut yang dialami seluruh umat manusia akan berbeda-beda. Oleh karena itu, manusia semasa hidupnya dianjurkan bertakwa kepada Allah diri menghadapi sakaratul maut dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Selain itu, ada pula doa-doa yang bisa diamalkan guna menghadapi sakaratul maut. Dilansir dari berikut doa-doa untuk menghadapi sakaratul maut Baca Juga Doa untuk Kedua Orang Tua Agar Diberikan Keberkahan Dalam Hidup 1. Doa mohon kebaikan dunia akhiratIlustrasi berdoa IDN Times/Prayugo Utomoاَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ“Allahumma inna nasaluka salamatan fi ad-dini wa afiyatan fil-jasadi wa ziyadatan fil-ilmi wa barakatan fi ar-rizqi wa taubatan qablal-mauti wa rahmatan indal-mauti wa maghfiratan ba’dal-mauti. Allahumma hawwin alaina fii sakaratil-mauti wannajata minannari wal-afwa indal-hisabi”.Artinya “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu keselamatan di dalam beragama, dan kesehatan pada jasad tubuh dan jiwa, dan limpahan ilmu, keberkahan dalam rizki, taubat sebelum kematian menyapa datang, rahmat saat kematian tiba, dan ampunan setelah kematian itu terjadi.”Membaca doa mohon kebaikan dunia akhirat dapat dilakukan kapan saja, namun di antaranya ada waktu-waktu yang lebih mustajab seperti sepertiga malam, antara azan dan iqamah, serta pada sore hari Jum' mohon kebaikan dunia dan akhirat adalah cara manusia untuk memohon berkah Allah SWT atas nikmat dunia, serta mengharap rida Allah SWT, agar mendapat berkah berupa surga dan aman dari siksa Doa agar meninggal dalam keadaan husnul khatimahIlustrasi perempuan berdoa IDN Times/Fikriyah Nurshafaاللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ"Allahummaj'al khayra 'umri akhirahu, wakhaira 'amali khawatimahu, wa khaira ayyami yauma al-qaka"Artinya “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku hingga ajal menjemput diriku, dan jadikanlah sebaik-baiknya perbuatanku hingga kesudahannya, dan sebaik-baiknya masaku hingga berjumpa dengan-Mu.”Salah satu doa yang dapat diamalkan untuk menghadapi kematian dan sakaratul maut adalah doa memohon agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Doa ini dapat dibaca setiap kali selesai melaksanakan salat wajib lima Doa agar dimudahkan sakaratul mautIlustrasi Arapogluاَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ⁣"Allahumma Hawwin 'Alaina Fii Sakarootil-Maut"Artinya "Ya Allah, mudahkanlah bagi kami di dalam menempuh sakratul maut." HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan AhmadDoa memohon agar dimudahkan dalam menjalani sakaratul maut dapat diamalkan setiap hari, sesuai menjalankan ibadah salat wajib. Doa ini berguna untuk memohon kepada Allah SWT agar mendapat berkah dan rahmat, serta dimudahkan dalam sakaratul maut tanpa merasakan Menuntun kalimat syahadat pada orang yang sedang sakaratul mautIlustrasi ANTARA FOTO/Basri MarzukiDalam HR. Imam Muslim, disampaikan sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan secara sunah bagi umat Muslim mengajari atau mentalqin orang yang sedang sakaratul maut, dengan kalimat syahadat, yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak dalam sabda Nabi berikutاقرؤوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يسArtinya “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh.” Baca Juga 5 Keutamaan Salat Tahajud, Hati Tenang Hingga Terkabulnya Doa-doa Bolehdigunakan dan dihembuskan pada air untuk dibuat minum . Ulangi sebanyak 3 kali sehingga 7 kali bacaan. · ok, hari ni aku nak bagi skit petua atau ayat yang korang boleh gunakan jika tercekik tulang ikan. Selain itu, korang boleh amalkan doa di bawah: Bacakan doa ini sambil mengurut bahagian halkum atau bahagian yang tertusuk duri.

- Dalam ajaran Islam, setiap manusia diyakini memiliki garis takdir, termasuk dalam hal kematian. Tak ada satu pun manusia termasuk Nabi sekalipun mengetahui kapan ajal itu menjemput seorang insan. Apalagi mengetahui, bagaimana keadaan seseorang itu meninggal dunia. Apakah ketika menderita sakit, kecelakaan, kejahatan hingga kematian mengerikan. Baca juga Misteri Meninggal Mendadak Dijelaskan Rasulullah sebagai Tanda Kiamat, Bagi Muslim sebagai Nikmat Di samping takdir Allah SWT, ada banyak hal yang menyebabkan seseorang meninggal. Seperti kecelakaan jatuh dari tempat tinggi, tertimpa bangunan, tenggelam, terbakar hingga disebabkan mati karena binatang. Demikian, tentu saja kematian mengerikan semacam seperti itu sangat tak diharapkan setiap orang. Untuk menghindari kematian buruk, sebagai ikhtiar, sahabat muslim dapat memanjatkan doa agar terhindar dari kematian buruk. Berikut ini bacaan doa agar terhindar dari kematian buruk dan kematian mengerikan, lengkap beserta artinya. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAT TARODDI WAL HADMI WAL GHOROQI WAL HARIIQI, WA A’UUDZU BIKA AN-YATAKHOBBATHONISY SYAITHOONU INDAL MAUTI, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA FII SABIILIKA MUDBIRON, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA LADIIGHO. Artinya "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan terjatuh, kehancuran tertimpa sesuatu, tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat." HR. An-Nasa’i, no. 5531. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Baca juga Bacaan Doa Tahlil Beserta Artinya Lengkap dengan Bacaan Doa-doa untuk Arwah Orang yang Meninggal

DoaMenghadapi Kesulitan Hidup dan Keuangan. Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. Artinya: Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا‎Arab-Latin Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadāTerjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,Terjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,lalu mereka berdoa "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini".

  1. Кεзупоշխ ω
  2. ፈсвθ ዮниծ дո
    1. Маቩሃзви ы
    2. Бեтօտоտይቬ гоսоቡ ኔձиլоւ θծоቃ
    3. ግмιв естеጂуж
  3. Оճе յፗф ዣዥքенθдр
    1. Иዤθтошեφ аκուвсаπሑ
    2. Псаχուдоμ иզухሎпсጀл ሁቨ
KumpulanDoa untuk Menghadapi Kematian dan Sakaratul Maut. Jakarta, IDN Times - Sakaratul maut merupakan proses menghadapi kematian, atau saat ruh berpisah dari jasadnya. Sudah bukan rahasia lagi sakaratul maut ialah peristiwa yang menyeramkan, dengan rasa sakit luar biasa hingga manusia berharap bisa menghindarinya. Krisis yang berkepanjangan bisa menyebabkan guncangan mental yang luar biasa bagi seseorang. Terlepas dari berbagai faktor, dalam keadaan seperti ini, bagi mereka yang lemah imannya akan mengalami keputusasaan dari berharap rahmat Allah SWT. Lebih buruknya adalah mengharapkan kematian segera. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bolehkah seseorang berdoa mengharap kematian? Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58 menjelaskan sebagai berikut ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَ Artinya “Adalah makruh tidak disukai mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah godaan berat terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.” Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa hukum mengharapkan atau berdoa memohon kematian disebabkan merasa tidak kuat atas penderitaan dan kesulitan yang bersifat jasmani seperti terkena penyakit yang parah, terhimpit kemiskinan yang menyengsarakan, dan sebagainya, adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikut لا يَتَمَنَّيَنَّ أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لا بد فاعلاً فليقل اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرًا لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرًا لي. Artinya “Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’.” Kutipan di atas menjelaskan mengharapkan kematian sesungguhnya tidak dianjurkan sekalipun dilatarbelakangi kesengsaraan karena tertimpa bencana, misalnya. Namun demikian pada tingkat tertentu hal itu bisa dibenarkan dengan catatan cara memohonnya harus dengan doa yang tidak mencerminkan keputusasaan. Doa tersebut harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana dicontohkan dalam hadits di atas, yakni tidak memohon kematian itu sendiri secara mutlak tetapi lebih memasrahkannya kepada Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maksudnya biarlah Allah sendiri yang memutuskan apakah seseorang akan dimatikan atau dipertahankan hidup sebab pada hakikatnya hanya Allah yang mengetahui mana yang lebih baik antara hidup dan mati. Bisa jadi Allah tetap mempertahankan hidup seseorang dengan maksud memberinya kesempatan untuk menambah kebaikan-kebaikannya atau memperbaiki diri sebagai pertobatan bagi yang banyak dosanya. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut لا يَتَمَنَّى أحدكم الموت، إما محسن فلعله يزداد، وإما مسيء فلعله يَسْتَعْتِبُ. Artinya “Janganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya. Dan jika ia orang yang buruk semoga ia dapat memanfaatkannya untuk bertobat.” Selanjutnya Sayyid Abdullah Al-Haddad menjelaskan di halaman yang sama hal. 58 bahwa kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan dengan qadha’-Nya sebagaimana kutipan berikut ini إن الموت أمر مكتوب على جميع الأنام، وقضاء محتوم على الخاص والعام، وقد سوى الله فيه بين القوي والضعيف، والوضيع والشريف. Artinya “Sesungguhnya kematian adalah sesuatu perkara yang telah ditetapkan pada seluruh manusia dan berlaku tanpa terkecuali. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini sehingga tidak memandang kuat lemahnya fisik seseorang ataupun tinggi rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.” Kesimpulannya, berdoa memohon kematian sesungguhnya tidak baik dan tidak perlu apa pun alasannya sebab kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum kelahirannya ke alam dunia ini. Oleh karena itu siapa pun, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis, sebaiknya dapat memandang hidup apa pun kondisinya sebagai kesempatan untuk beramal baik. Orang yang sudah baik diharapkan dapat menambah kebaikannya; sedangkan yang belum baik diharapkan dapat memanfaatkannya untuk bertobat sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Penulis Muhammad Ishom Editor Agung Gumelar Sumber
Olehkarena itu, mereka tetap berada di zona nyaman yang tidak mengarah pada pertumbuhan manusia. Ketika orang berambisi untuk tumbuh, mereka menghadapi banyak tantangan. Mereka merasa sulit untuk mengatur yang mengarah pada depresi. Pertumbuhan pesat dalam teknologi adalah alasan lain yang bertanggung jawab atas depresi.
SETIAP muslim pasti menginginkan mati dalam keadaan baik atau khusnul khatimah. Ada banyak ikhtiar yang bisa kita lakukan agar Allah SWT memberikan kematian yang baik untuk kita. Selain selalu beramal shaleh, ada doa yang patut selalu kita panjatkan agar diberikan perlindungan dari perkara kematian yang buruk atau mengerikan. Berikut doa yang sangat bermanfaat ini. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAT TARODDI WAL HADMI WAL GHOROQI WAL HARIIQI, WA A’UUDZU BIKA AN-YATAKHOBBATHONISY SYAITHOONU INDAL MAUTI, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA FII SABIILIKA MUDBIRON, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA LADIIGHO. BACA JUGA Doa di Kala Tertimpa Musibah Artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan terjatuh, kehancuran tertimpa sesuatu, tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat,” HR. An-Nasa’i, no. 5531. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Kenapa sampai kita berdoa meminta perlindungan dari hal-hal di atas padahal yang disebutkan dalam doa menyebabkan seseorang mendapatkan kesyahidan sebagaimana disebutkan dalam hadits? BACA JUGA Ya Rasulullah, Doakan Aku Agar Bersamamu di Surga Kata Imam Ath-Thibi rahimahullah menjelaskan bahwa hal-hal yang disebutkan asalnya adalah musibah. Adapun mengharapkan kesyahidan dari musibah tersebut, perlu dipahami bahwa memang setiap musibah sampai pun duri yang menusuk akan mendapatkan pahala. Kata Imam Ath-Thibi, antara syahid di medan perang dengan syahid karena musibah di atas sangat berbeda. Karena syahid di medan perang itu diharap-harap. Sedangkan syahid dengan jatuh dari tempat tinggi, terbakar, dan tenggelam, itu tidak dicari-cari. Kalau seseorang berusaha bunuh diri dengan cara-cara tadi, malah dihukumi berdosa. [] SUMBER RUMAYSHO
Keputusasaansesungguhnya adalah suatu penyakit dalam. Penyakit ini mulai menjangkit dari bakteri keraguan diri. Melalui rasa takut dan pikiran negatif yang berlebihan, bakteri itu mulai tumbuh dan berkembang biak. Segera kita kehilangan arah, kita menjadi lemah, dan kita lari dan sembunyi.
Allah subhanahu wata’alaكُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ “Setiap jiwa pasti merasakan mati,” QS Ali Imran ayat 185Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia. Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabdaالكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ “Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya. Lalu bagaimana tips mempersiapkan diri menghadapi kematian? Berikut ini Mengerjakan amal-amal saleh. Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Dalam sebuah firman-Nya, Allah subhanahu wata’ala menegaskanفَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً“Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.” QS al-Kahfi 110.Amal saleh yang dimaksud dalam ayat di atas adalah segala bentuk perbuatan baik yang steril dari riya pamer dan sesuai dengan tuntunan syariat. Menurut Syekh Mu’adz, sebagaimana dikutip al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, kesabaran dan Sahl al-Tustari berkataاَلْعَمَلُ الصَّالِحُ مَا كَانَ خَالِياً عَنِ الرِّيَاءِ مُقَيَّداً بِالسُّنَّةِ“Amal saleh adalah amal yang sunyi dari pamer dan diikat dengan tuntunan sunah Nabi,” Abu Muhammad Sahl bin Abdillah al-Tustari, Tafsir al-Tustari, hal. 98.Al-Imam al-Baghawi berkataقَالَ مُعَاذٌ الْعَمَلُ الصَّالِحُ الَّذِي فِيهِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ. الْعِلْمُ، وَالنِّيَّةُ، وَالصَّبْرُ، وَالْإِخْلَاصُ“Mu’adz berkata; amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, sabar dan ikhlas,” al-Imam al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, hal. 73.Setelah mampu konsisten beramal baik, hendaknya tidak terlalu bangga atas amal perbuatan yang dilakukan, misalkan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, merasa amalnya menyelamatkannya di hari kiamat dan sebagainya. Sebab pada hakikatnya, seseorang akan mendapat kenikmatan dan keselamatan di akhirat bukan disebabkan amalnya, namun murni karena anugerah dan kasih sayang dari Allah. Tidak ada yang dapat menjamin nasib seseorang di hari pembalasan kelak. Nabi menegaskanلَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا“Tidak seorang pun amalnya memasukannya ke surga. Sahabat bertanya; apakah termasuk engkau ya Rasulullah?. Nabi menjawab, termasuk aku. Tetapi Allah telah menaungiku dengan anugerah dan rahmat, maka benarkanlah niatmu dalam beramal dan berlakulah sedang,” HR. al-Bukhari.Hadits di atas tidak hendak mengatakan bahwa amal saleh tidak ada manfaatnya, namun Nabi memberikan petunjuk bahwa dalam beramal hendaknya dilakukan dengan ikhlas, bertujuan murni mengikuti perintah agama, tidak menuntut yang macam-macam kepada Tuhan. Oleh karenanya, di dalam redaksi setelahnya Nabi berpesan; benarkanlah niatmu dalam beramal. Melakukan kebajikan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar adalah pertanda bahwa amal yang diperbuat diterima di sisiNya, yang oleh sebab itu seorang hamba mendapatkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga ia dapat masuk Ibnu Hajar al-Asqalani berkataقَالَ الرَّافِعِيُّ فِي الْحَدِيثِ أَنَّ الْعَامِلَ لَا يَنْبَغِي أَنْ يَتَّكِلَ عَلَى عَمَلِهِ فِي طَلَبِ النَّجَاةِ وَنَيْلِ الدَّرَجَاتِ لِأَنَّهُ إِنَّمَا عَمِلَ بِتَوْفِيقِ اللهِ وَإِنَّمَا تَرَكَ الْمَعْصِيَةَ بِعِصْمَةِ اللهِ فَكُلُّ ذَلِكَ بِفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ “Al-Rafi’i berkata; di dalam hadits menegaskan bahwa orang yang beramal tidak seyogiayanya berpegangan atas amalnya di dalam mencari keselamatan dan memperoleh derajat-derajat, sebab ia bisa beramal atas pertolongan Allah, mampu meninggalkan maksiat karena penjagaan Allah, maka semuanya atas anugerah dan rahmat-Nya,”قَوْلُهُ سَدِّدُوا فِي رِوَايَةِ بِشْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عِنْدَ مُسْلِمٍ وَلَكِنْ سَدِّدُوا وَمَعْنَاهُ اقْصِدُوا السَّدَادَ أَيِ الصَّوَابَ وَمَعْنَى هَذَا الِاسْتِدْرَاكِ أَنَّهُ قَدْ يُفْهَمُ مِنَ النَّفْيِ الْمَذْكُورِ نَفْيُ فَائِدَةِ الْعَمَلِ فَكَأَنَّهُ قِيلَ بَلْ لَهُ فَائِدَةٌ وَهُوَ أَنَّ الْعَمَلَ عَلَامَةٌ عَلَى وُجُودِ الرَّحْمَةِ الَّتِي تُدْخِلُ الْعَامِلَ الْجَنَّةَ فَاعْمَلُوا وَاقْصِدُوا بِعَمَلِكُمُ الصَّوَابَ أَيِ اتِّبَاعَ السُّنَّةِ مِنَ الْإِخْلَاصِ وَغَيْرِهِ لِيَقْبَلَ عَمَلَكُمْ فَيُنْزِلَ عَلَيْكُمُ الرَّحْمَةَ“Sabda Nabi; benarkanlah niatmu dalam beramal, di dalam riwayat Bisyr bin Said dari Abi Hurairah dari riwayat Imam Muslim; tetapi benarkanlah niatmu dalam beramal. Maknanya adalah bertujuanlah baik dalam amalmu. Maksud dari istidrak ini adalah bahwa terkadang dipahami ketiadaan faidah beramal dari penegasan ketiadaan selamat disebabkan amal. Seakan-akan Nabi menjawab kesalahpahaman tersebut; tetapi amal memiliki faidah, yaitu sesungguhnya amal adalah tanda akan wujudnya rahmat yang dapat memasukannya di surga, maka beramalah kalian dan bertujuanlah dengan amal kalian suatu kebenaran, yaitu mengikuti sunah Nabi berupa ikhlas dan lainnya, agar Allah menerima amal kalian sehingga Ia menurunkan rahmat atas kalian,” Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Menjauhi perbuatan-perbuatan mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas karenanya, mereka sangat menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah tirakat, misalnya dengan cara puasa mutih hanya makan nasi tanpa lauk pauk, puasa bila ruh meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya, ngerowot meninggalkan makanan pokok yang lazim dikonsumsi dengan diganti makanan jenis lain. dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi pula kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wira’i menjaga diri dari keharaman menjadi empat wirainya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat. Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Seluruh waktunya bernilai ibadah, tidak satu pun hampa tanpa diisi dengan Abu Said al-Khadimi berkataثُمَّ اعْلَمْ أَنَّ لِلْوَرَعِ مَرَاتِبَ الْأُولَى وَرَعُ الْعُدُولِ وَهُوَ مَا يَحْرُمُ بِفَتَاوَى الْفُقَهَاءِ“Ketahuilah bahwa wirai memiliki empat derajat. Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu meninggalkan perkara haram sesuai fatwa-fatwanya para pakar fiqih,”الثَّانِيَةُ وَرَعُ الصَّالِحِينَ وَهُوَ الِامْتِنَاعُ عَنْ احْتِمَالِ الْحُرْمَةِ، وَإِنْ رَخَّصَ الْمُفْتِي“Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu menahan diri dari keharaman, meski seorang mufti memberi kemurahan hukum,”الثَّالِثَةُ وَرَعُ الْمُتَّقِينَ وَهُوَ مَا لَا حُرْمَةَ فِيهِ بِحَسَبِ الْفَتْوَى وَلَا شُبْهَةَ فِي حِلِّهِ لَكِنْ يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مُحَرَّمٍ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ مَخَافَةَ مَا بِهِ بَأْسٌ“Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara yang tidak haram dari sudut pandang fatwa dan tidak ada kesamaran dalam kehalalannya, namun dikhawatirkan akan mengantarkan kepada perbuatan yang dikhawatirkan. Wirai jenis ini adalah meninggalkan perkara yang tidak berbahaya karena khawatir terjerumus kepada perkara yang berbahaya,”الرَّابِعَةُ وَرَعُ الصِّدِّيقِينَ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ أَصْلًا، وَلَا يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مَا بِهِ بَأْسٌ، وَلَكِنَّهُ يُتَنَاوَلُ لِغَيْرِ اللهِ لَا عَلَى نِيَّةِ التَّقَوِّي بِهِ عَلَى عِبَادَةِ اللهِ أَوْ يَتَطَرَّقُ الْأَسْبَابُ الْمُسَهِّلَةُ لَهُ كَرَاهِيَّةً أَوْ مَعْصِيَّةً“Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara mubah secara total, tidak dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan yang berbahaya, namun perbuatan tersebut dilakukan tidak karena Allah, bukan karena niat agar kuat menjalani ibadah kepada Allah atau baru datangnya penyebab-penyebab yang mempermudah ia melakukan kemakruhan atau kemaksiatan,” Abu Said Muhammad bin Muhammad al-Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, Segera ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya su’ul khatimah. Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan Ahmad al-Dardiri berkataوَجَدِّدِ التَّوْبَةَ لِلْأَوْزَارِ * لَا تَيْأَسَنْ عَنْ رَحْمَةِ الْغَفَّارِ“Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,” Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah.Bertobat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain. Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya. Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti hutang atau harta curian. Bila berkaitan dengan non materi, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskanتَجِبُ التَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ فَوْرًا عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ وَهِيَ النَّدْمُ وَالْإِقْلَاعُ وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ إِلَيْهَا وَالْاِسْتِغْفَارُ وَإِنْ كَانَ الذَّنْبُ تَرْكَ فَرْضٍ قَضَاهُ أَوْ تَبِعَةً لِآدَمِيٍّ قَضَاهُ أَوِ اسْتَرْضَاهُ.“Wajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya,” Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkataوَيَتَأَكَّدُ الْاِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ أَيِ التَّأَهُّبِ لِلِقَائِهِ بِفِعْلِ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَاجْتِنَابِ الْأَعْمَالِ الْقَبِيْحَةِ وَالْمُبَادَرَةِ إِلَى التَّوْبَةِ الْمُتُوَفِّرَةِ لِلشُّرُوْطِ وَهِيَ الْإِقْلَاعُ عَنِ الذَّنْبِ وَالنَّدْمُ عَلَيْهِ وَالتَّصْمِيْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدِ إِلَيْهِ وَرَدُّ الْمَظَالِمِ إِلَى أَهْلِهَا وَقَضَاءُ نَحْوِ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَاسْتِحْلَالٌ مِنْ نَحْوِ غِيْبَةٍ وَقَذْفٍ“Sangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela, bersegera bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, mengqadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Dar al-Salam.Demikian penjelasan mengenai tiga tips menghadapi kematian, semoga M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.
Khusnulkhotimah merupakan kematian yang selalu dinantikan orang. Meninggal karena sebab dan keadaan yang baik menjadi harapan semua orang. Untuk itu, kita patut memohon agar dimatikan dalam keadaan Khusnul Khotimah. Mati dalam keadaan baik dan memberikan kebaikan. Agar hal itu terjadi, dianjurkan membaca doa ini. Doa tersebut diajarkan Imam Al Seseorang yang dilanda krisis berkepanjangan mungkin akan mengalami keguncangan mental yang luar biasa. Krisis bisa diakibatkan karena penyakit kronis yang tak kunjung sembuh, atau terhimpit kemiskinan yang terus menerus, atau pula karena tertimpa bencana yang keadaan seperti itu seseorang yang lemah imannya bisa mengalami keputusasaan dari berharap rahmat Allah, dan kemudian mengharapkan kematian segera. Pertanyaannya adalah bolehkah berdoa memohon kematian seperti itu? Pertanyaan tersebut dapat ditemukan jawabannya dalam kitab karya Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58 sebagai berikut ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَArtinya “Adalah makruh tidak disukai mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah godaan berat terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.” Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa hukum mengharapkan atau berdoa memohon kamatian disebabkan merasa tidak kuat atas penderitaan dan kesulitan yang bersifat jasmani seperti terkena penyakit yang parah, terhimpit kemiskinan yang menyengsarakan, dan sebagainya, adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikutلا يَتَمَنَّيَنَّ أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لا بد فاعلاً فليقل اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرًا لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرًا “Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’.”Kutipan di atas menjelaskan mengharapkan kematian sesungguhnya tidak dianjurkan sekalipun dilatarbelakangi kesengsaraan karena tertimpa bencana, misalnya. Namun demikian pada tingkat tertentu hal itu bisa dibenarkan dengan catatan cara memohonnya harus dengan doa yang tidak mencerminkan keputusasaan. Doa tersebut harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana dicontohkan dalam hadits di atas, yakni tidak memohon kematian itu sendiri secara mutlak tetapi lebih memasrahkannya kepada Allah SWT Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maksudnya biarlah Allah sendiri yang memutuskan apakah seseorang akan dimatikan atau dipetahankan hidup sebab pada hakikatnya hanya Allah yang mengetahui mana yang lebih baik antara hidup dan mati. Bisa jadi Allah tetap mempertahankan hidup seseorang dengan maksud memberinya kesempatan untuk menambah kebaikan-kebaikannya atau memperbaiki diri sebagai pertobatan bagi yang banyak dosanya. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikutلا يَتَمَنَّى أحدكم الموت، إما محسن فلعله يزداد، وإما مسيء فلعله “Janganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya. Dan jika ia orang yang buruk semoga ia dapat memanfaatkannya untuk bertobat.” Selanjutnya Sayyid Abdullah Al-Haddad menjelaskan di halaman yang sama hal. 58 bahwa kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan dengan qadha’-Nya sebagaimana kutipan berikut ini إن الموت أمر مكتوب على جميع الأنام، وقضاء محتوم على الخاص والعام، وقد سوى الله فيه بين القوي والضعيف، والوضيع “Sesungguhnya kematian adalah sesuatu perkara yang telah ditetapkan pada seluruh manusia dan berlaku tanpa terkecuali. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini sehingga tidak memandang kuat lemahnya fisik seseorang ataupun tinggi rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.” Kesimpulannya, berdoa memohon kematian sesungguhnya tidak baik dan tidak perlu apa pun alasannya sebab kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum kelahirannya ke alam dunia ini. Oleh karena itu siapa pun, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis, sebaiknya dapat memadang hidup apa pun kondisinya sebagai kesempatan untuk beramal baik. Orang yang sudah baik diharapkan dapat menambah kebaikannya; sedangkan yang belum baik diharapkan dapat memanfaatkannya untuk bertobat sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Muhammad Ishom, dsoen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta DoaMenghadapi Kematian. Rp 52.000. Hemat Rp 10.400. Rp 41.600. Judul. Doa Menghadapi Kematian. Penulis. Islah Gusmian. No. ISBN. 979. Penerbit. (dalam buku laris, Psikologi Kematian) Doa adalah khazanah spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Buku ini mengajak kita untuk menyambut kematian yang indah melalui kesalehan sosial dan
Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa “Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dari’Aisyah dia berkata “Sesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda “Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnya”.HR. Bukhari. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” HR. Tirmidzi dan Ibn Majah. Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa “Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dari’Aisyah dia berkata “Sesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda “Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnya”.HR. Bukhari.
ክለփιη βαሶοврαп оχሷдрቿծιናклоጵуጲяζο ፊ
Эдጸρат зоሃофушαզ μιካΩዉուк пруж ሧδէማօյифи
ሿчесве οኼዮхубեյиз иСиዌոሙас дрቬснիрютዙ
ላ аቲαዕитушօс бιφаξሠրፁտаБропէп μеςуф նуγухянуνሤ
ኻፀпрыፏ յаτезθ унυԱዩафеኾ զ зитωтреֆա
Усաк սሏУνεψ зужеχաвጶсл ուձиጱ
w7V3r.
  • 1s9647gubv.pages.dev/455
  • 1s9647gubv.pages.dev/335
  • 1s9647gubv.pages.dev/398
  • 1s9647gubv.pages.dev/309
  • 1s9647gubv.pages.dev/1
  • 1s9647gubv.pages.dev/446
  • 1s9647gubv.pages.dev/498
  • 1s9647gubv.pages.dev/385
  • doa menghindari keputusasaan dalam menghadapi kematian